Hasil imbang Timnas U17 melawan Ekuador patut disyukuri
Timnas Indonesia U17 melakukan pencapaian baik meski dari segi permainan perlu perbaikan. Garuda Muda membuat Indonesia berhasil meraih poin pertama dan mencetak gol pertama dalam sejarah di semua tingkatan turnamen Piala Dunia FIFA.
Timnas U17 menahan Ekuador 1-1 pada laga pertama Grup A Piala Dunia FIFA 17 di Gelora Bung Tomo Surabaya pada Jumat (10/11/2023). “Alhamdulillah bisa 1-1 dan ini berkat kerja keras pemain, walaupun terasa berat,” kata pelatih Bima Sakti setelah pertandingan di mixed zone.
Hasil 1-1 memang patut disyukuri. Ekuador mendominasi permainan dan mengkreasi banyak peluang. Ekuador melepas 22 tembakan dengan tujuh tepat sasaran. Untungnya penyelesaian mereka itu jelek. Selain itu kiper Ikram Algiffari tampil gemilang. Kiper binaan PPLP Sumbar itu setidaknya melakukan tiga save dari situasi bola mati Ekuador.
Timnas U17 unggul 1-0 lebih dulu. Gol Arkhan Kaka pada menit ke-22, setelah memanfaatkan bola tepisan kiper Ekuador dari umpan tarik Riski Afrisal, menjadi gol pertama Indonesia di turnamen Piala Dunia FIFA.
Sebelumnya Indonesia tanpa gol saat berpatisipasi di Piala Dunia Youth (U20) tahun 1979. Saat itu Tim Merah Putih kalah 0-5 dari Argentina, 0-6 dari Polandia, dan 0-5 dari Yugoslavia. Kalau partisipasi Hindia Belanda di Piala Dunia FIFA 1938 dicantumkan sebagai sejarah sepakbola Indonesia, itu juga tanpa gol. Kala itu Achmad Nawir dkk. kalah 0-6 dari Hungaria.
Sayang setelah membuat sejarah dan unggul 1-0, permainan Timnas U17 menurun. Ekuador kemudian menyamakan kedudukan pada menit ke-28. Crossing dari sisi kiri pertahanan disundul masuk penyerang Allen Obando ke gawang Ikram Algiffari.
Cepat atau lambat gol Ekuador memang sepertinya akan terjadi. Berulang kali serangan Ekuador dari sisi kiri pertahanan Timnas U17 berhasil menciptakan peluang bagi runner-up Amerika Selatan itu.
Sisi kiri Timnas U17 memiliki dua wajah. Di satu sisi sempat menjadi titik bocor pertahanan Garuda Muda, di sisi lain serangan-serangan berbahaya Timnas U17 lebih banyak yang berasal dari sektor tersebut melalui kemampuan Riski Afrisal.
Setelah gol balasan terjadi, pelatih Bima Sakti tampak mulai sering berdikusi dengan asistennya. Jawabannya pada menit 44 bek kiri Andre Pangestu ditarik, diganti oleh Rizdjar Nurviat yang bermain sebagai bek kanan. Posisi pertahanan kiri ditempati Welber Jardim yang sebelumnya menjadi bek kanan.
Serangan berbahaya dari kanan sebenarnya ada. Seperti Riski Afrisal di kiri, Jehan Pahlevi yang bermain sebagai penyerang kanan mampu beberapa kali memperlihatkan kemampuan melewati hadangan pemain Ekuador.
Pada menit 9, Jehan Pahlevi berhasil masuk ke kotak penalti, tapi sayang tembakannya diblok bek lawan. Sebelumnya, sebuah umpan daerah Welber Jardim ke sisi kiri pertahanan Ekuador berhasil dikuasai Ji Da Bin, tetapi umpan gelandang berdarah Korea itu ke kotak penalti sia-sia karena tidak ada satu pun pemain Indonesia di sana.
Di tengah pertandingan terdengar suporter Indonesia meneriakkan nama Amar Brkic. Publik belum pernah melihat langsung kemampuannya bersama tim merah putih, tetapi pemain Hoffenheim U17 Jerman itu dikenal sebagai penyerang sayap kanan.
Agak mengejutkan nama Amar Brkic tidak menjadi starter. Apalagi pelatih Bima Sakti pernah bilang kalau pemain berdarah Bosnia dan Indonesia itu sangat bagus. “Amar tidak bisa bermain, dia terkena diare karena memang kondisinya jauh dari Jerman, jadi kami maklumi,” kata Bima Sakti setelah pertandingan.
Bima Sakti mengatakan bahwa selain Amar Brkic, pemain yang lain juga masih beradaptasi dengan cuaca panas, setelah sebelumnya menjalani TC hampir dua bulan di Jerman. Apakah kendala ini tidak dianalisa sebelumnya? Di babak kedua banyak pemain Timnas U17 yang tumbang karena keram. Wasit Espen Eskas dari Nowergia pun sampai memberi tambahan waktu 13 menit di babak kedua.
Pada 45 menit kedua fisik pemain Timnas U17 tampak menurun. Indonesia minim serangan di paruh kedua pertandingan. Dengan kondisi fisik demikian, akan sangat berbahaya saat Timnas U17 menjalani pertandingan kedua melawan Panama pada Senin (13/11/2023). Apalagi Panama bakal tampil ngotot setelah kalah 0-2 dari Maroko di laga pertama.
Recovery menjadi sangat penting. “Kami punya waktu dua hari istirahat setelah ini dan semoga itu bisa membuat kondisi pemain lebih baik lagi,” ujar Bima Sakti.